Metode adalah cara yang harus dilaksanakan;
teknik adalah cara melaksanakan metode. Sebagai cara, kejatian teknik
ditentukan adanya oleh alat yang dipakaii (Sudaryanto 1993:9).
1. Metode Padan
Metode Padan sering pula disebut metode
identitas ialah metode yang dipakai untuk mengkaji atau menentukan identitas
satuan lingual penentu dengan memakai alat penentu yang berada di luar bahasa,
terlepas dari bahasa, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan
(lihat Sudaryanto 1993). Sudaryanto (1993) membagii
metode padan atas lima macam, yaitu:
·
Metode
referensial (referential [identity] method), di mana alat
penentunya adalah kenyataan atau segala sesuatu (yang bersifat luar bahasa)
yang ditunjuk oleh bahasa.
·
Metode fonetis
artikulatoris (articulatory phonetic [identity] method), di
mana alat penentunya organ atau alat ucap pembentuk bunyi bahasa.
·
Metode
translasional (translational [identity] method), di mana alat
penentunya bahasa atau lingual lain.
·
Metode
ortografis (ortographic [identity] method), di mana alat
penentunya perekam dan pengawet bahasa atau tulisan.
·
Metode pragmatis
(pragmatic [identity] method}, di mana alat penentunya adalah
lawan bicara.
2. Metode Agih
Metode agih adalah metode analisa data dengan alat
penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri
(Sudaryanto,1993:15).
Teknik-teknik analisis yang tercakup dalam
metode Agih antara lain :
1) Teknik Urai Unsur Terkecil 'Ultimate
Constituent Analysis' (UCA)
Teknik Urai Unsur Terkecil dimaksudkan mengurai
suatu satuan lingual tertentu atas unsur-unsur terkecilnya. Unsur terkecil yang
mempunyai makna biasanya disebut "morfem". Contoh : Berlari, unsur terkecilnya adalah “ber-” dan
“lari”.
2) Teknik Pilah
Unsur Langsung 'Immediate Constituent Analysis' (ICA)
Teknik ini berdekatan dengan teknik urai
unsur terkecil, yaitu memilah atau mengurai suatu konstruksi tertentu
(morfologis atau sintaksis) atas unsur-unsur langsungnya. Contoh: Ia pergi ke Jogja ("ia",
'pergi", dan "ke Jogja").
3) Teknik
Lesap (delisi)
Teknik delisi adalah suatu unsur atau suatu
satuan lingual yang menjadi unsur dari
sebuah konstruksi (morfologi)dilesapkan atau dihilangkan serta
akibat-akibat struktural apa yang terjadi dari pelesapan itu. Teknik ini pada
hakekatnya adalah pengurangan unsur dari sebuah konstruksi. Contoh: Tadi pagi,
ia pergi ke Jogjakarta
Konstruksi "pergi ke Jogjakarta",
apakah unsur "ke" pada contoh di atas bersifat wajib atau tidak. Bila
"ke" dihilangkan maka akan menjadi: "pergi Jogjakarta".
4) Teknik Ganti (substitusi)
Teknik ganti (substitusi) yaitu menyelidiki adanya
kepararelan atau kesejajaran distribusi antara satuan lingual atau antara
bentuk linguistik yang satu dengan satuan lingual lainnya. Contoh: ”Mereka
pergi ke sekolah”, dan ”Amin pergi ke sekolah”
Kata
"Mereka" sekelas, sekategori, dan sejenis dengan kata
"Amin", maka pernyataan itu berdasarkan fakta bahwa dalam satuan
kalimat dan kekata tertentu keduanya saling menggantikan atau saling digantikan
5) Teknik
Perluas (ekspansi)
Teknik
perluas adalah teknik memperluas satuan lingual tertentu (yang dikaji atau yang
dibahas) dengan "unsur" satuan lingual tertentu baik perluasan ke
kiri atau ke kanan. Teknik berguna untuk:
(a)
mengetahui identitas satuan lingual tertentu, dan
(b) mengetahui
seberapa jauh satuan lingual yang dikaji itu dapat diperluas baik ke kiri
maupun ke kanan. Contoh : "Rumah baru dapat diperluas menjadi "rumah
[yang] baru", "dalam rumah baru", "dalam sebuah rumah
baru", "di dalam rumah yang baru", dan sejenisnya.
6) Teknik Sisip (interupsi)
Teknik sisip adalah kemungkinannya
menyisipkan suatu unsur atau satuan lingual tertentu terhadap suatu konstruksi
yang sedang kita analisis. Contoh : Orang besar, bisa disisipi "yang"
atau "yang agak", orang [yang] besar, orang [yang agak] besar, dan
seterusnya.
7) Teknik Balik (permutasi)
Teknik balik ialah kemungkinannya unsur-unsur (langsung)
dan sebuah satuan atau konstruksi (morfologis atau fraseologis) dibalikkan
urutannya. Teknik ini bertujuan menguji tingkat keketatan relasi antarunsur
(langsung) suatu konstruksi atau satuan lingual tertentu. Contoh: (1) Bir baru,
berbeda dengan "baru bir" dan (2) Ali memukul Norton, berbeda dengan
"Norton memukul Ali".
Frase
"bir baru" yang termasuk frase endosentris atributif benar-benar
berbeda dan "baru bir" (belum produksi yang lain) yang dipakai dalam
konstruksi mempertentangkan. Kalimat Ali memukul Norton, berbeda dengan Norton
memukul Ali, karena kalimat pertama Ali berperan sebagai agentif (pelaku) dan
Norton sebagai pasientif (penderita), sedangkan dalam kalimat kedua Norton
berperan sebagai agentif (pelaku) dan Ali sebagai pasientif (penderita).
7 komentar:
halo miss,
Mau bertanya tentang metode ini. kalo saya mencari perbedaan suatu kata kerja yang bersinonim, metode yang digunakan metode padan atau metode agih?
Coretan yang sangat bermanfaat. Saya sangat berterima kasih atas adanya postingan tersebut. Namun sangat disayangkan, mohon maaf sebelumnya, saya ingin memberi masukan untuk pemilihan warna pada tulisan. dikarenakan background berwarna cokelat gelap, alangkah lebih baiknya jika warna tulisan jangan warna gelap juga (hitam) karena akan menyusahkan pembaca saat membaca. Mungkin bisa diganti dengan warna putih, agar bisa terlihat jelas. Teruslah menulis, ditunggu coretan bermanfaat selanjutnya^^
Metode agih
saya sedang meneliti penerjemahan istilah istilah budaya dalam novel berbahasa jerman yang diterjemahkan kedalam bahasa indonesia ditinjau dari metode dan ideologi penerjemahannya. kira kira cocoknya pake metode yang mana yah?
Bingung mau ngapain? mendingan main games online bareng aku?
cuman DP 20rbu aja kamu bisa dapatkan puluhan juta rupiah lohh?
kamu bisa dapatkan promo promo yang lagi Hitzz
yuu buruan segera daftarkan diri kamu
Hanya di dewalotto
Link alternatif :
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com
kak kalau untuk mencari variasi leksikal dialek itu pakai metode apa .?
Mau tanya dong kak, kalau misalnya kajian pragmatik dalam unsur sosiopragmatik itu pakai metode apa ya?
Posting Komentar