Jenis-jenis Wacana
A. Wacana
Lisan dan Wacana Tulis
Berdasarkan
saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, wacana dibedakan atas wacana tulis
dan wacana lisan. Wacana lisan berbeda dari wacana tulis. Wacana lisan
cenderung kurang terstruktur (gramatikal),frasa benda tidak panjang, dan
berstruktur topik-komen, contohnya percakapan yang terjadi antar teman yang
sudah lama tak bertemu, percakan yang terjadi bersifat lebih santai. Sebaliknya
wacana tulis cenderung gramatikal, menggunakan piranti hubung, frasa benda
panjang, dan berstruktur subjek-predikat, contohnya terdapat dalam pidato yang
mengharuskan penggunaan bahasa yang baik dan benar sesuai kaidah bahasa.
B. Register
dan Genre
Pada
mulanya register digunakan oleh kelompok-kelompok profesi (pekerjaan) tertentu.
Bermula dari adanya usaha orang-orang yang terlibat dalam komunikasi secara
cepat, tepat, dan efisien di dalam suatu kelompok kemudian mereka menciptakan
ungkapan-ungkapan khusus. Setiap anggota kelompok itu beranggapan sudah dapat
saling mengetahui karena mereka sama-sama memiliki pengetahuan, pengalaman, dan
kepentingan yang sama. Akibat dari interaksi semacam itu akhirnya bentuk
tuturan (kebahasaannya) akan menunjukkan ciri-ciri tertentu. Sebagai contoh
percakapan antar dokter yang satu dengan dokter lainnya yang misalnya sedang
membicarakan tentang penyakit tertentu, maka mereka akan menggunakan
istilah-istilah kedokteran dalam percakapan mereka. Sedangkan konsep genre yakni menunjuk pada variasi bahasa
yang mencerminkan perubahan berdasarkan faktor-faktor situasi (seperti
tempat/waktu, topik pembicaraan).
C. Monolog,
Dialog, Multipartite
Berdasarkan
jumlah peserta yang terlibat pembicaraan dalam komunikasi, ada tiga jenis
wacana, yaitu wacana monolog, dialog, dan multipartite. Bila dalam suatu
komunikasi hanya ada satu pembicara dan tidak ada balikan langsung dari peserta
yang lain, maka wacana yang dihasilkan disebut monolog. Dengan demikian,
pembicara tidak berganti peran sebagai pendengar. Bila peserta dalam komunikasi
itu dua orang dan terjadi pergantian peran (dari pembicara menjadi pendengar
atau sebaliknya), maka wacana yang dibentuknya disebut dialog. Jika peserta
dalam komunikasi lebih dari dua orang dan terjadi pergantian peran, maka wacana
yang dihasilkan disebut multipartite.
D. Wacana
Terencanakan dan Tak Terencanakan
Wacana terencanakan adalah wacana
yang mengacu pada konteks wacana yang berupa wacana yang sudah direncanakan
praktik wacananya, contohnya dalam proses diskusi terjadi praktik wacana yang
terencanakan karena bahan-bahan yang akan dibahas dalam berdiskusi telah di
persiapkan sebelumnya sehingga dialog yang terjadi sesuai dengan bahan yang
telah dipersiapkan. Sedangkan wacana tak terencanakan adalah wacana yang dalam
konteks situasi tidak diperkirakan akan terjadi sehingga wacana tak
terencanakan adalah wacana yang terjadi secara spontan, contohnya ketika Asti
berjalan-jalan bersama temannya ke sebuah pusat perbelanjaan, dalam perjalan
Asti melihat papan promosi harga yang menyatakan adanya diskon 50 % setiap
pembelian novel tertentu di toko buku, dan Asti kemudian mengajak temannya
untuk ke toko buku dan Asti bertanya pada temannya novel apa yang baik untuk
dibelinya,maka terjadilah praktik wacana antara Asti dan temannya.
E. Wacana
Transaksional dan Wacana Interaksional
Wacana Transaksional adalah wacana yang lebih
memperhatikan struktur isi dalam praktik berwacana, dalam hal ini interaksi
antara penutur dan petutur lebih memperhatikan struktur bahasa dalam kaidah
bahasa. Sebagai contoh percakapan yang terjadi dalam proses belajar-mengajar di
dalam kelas yang mengharuskan penggunaan bahasa yang baku. Wacana Interaksional
mempunyai definisi yaitu pandangan akan komunikasi sebagai pertukaran makna
dengan adanya umpan balik yang menghubungkan sumber dan penerima pesan. Sebagai
contoh misalnya, ketika orang tua Eddy menemukan Eddy tergeletak di sofa dalam
keadaan mabuk, kedua orang tua Eddy langsung mengatakan perasaan mereka akan
sikap Eddy ini. Protes mereka mendorong Eddy untuk beradu argumen dengan kedua
orang tuanya, yang kemudian mereka mengusir Eddy dari rumah. Kejadian interaksional
ini menunjukkan bahwa terdapat perpindahan komunikasi antara Eddy dan oran
tuanya.