Pendekatan
dalam Analisis Wacana
A.Pendekatan
Formal
Pendekatan formal adalah pendekatan yang lebih mengutamakan
keakuratan dan kesistematisan. Sehingga pendekatan formal dalam analisis wacana
adalah pendekatan yang menitiberatkan pada analisis teks sebuah wacana. Hal ini
sesuai dengan pandangan Pandangan kaum Positivisme-Empiris. Oleh penganut
aliran ini, bahwa bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia dengan objek
di luar dari dirinya. Pengalaman- pengalaman manusia dianggap secara langsung
diekspresikan melalui penggunaan bahasa tanpa ada kendala atau distorsi, sejauh
ia dinyatakan dengan memakai pernyataan-pernyataan logis, sintaksis dan
memiliki hubungan dengan pengalaman empiris dan salah satu ciri dari pemikiran
ini adalah pemisahan antara pemikiran dan realitas. Dalam kaitannya dengan
analisis wacana konsekuensi logis dari pemahaman ini adalah orang tidak perlu
memahami makna-makna subjektif atau nilai yang mendasari pernyataannya, sebab
yang paling penting adalah apakah pernyataan itu dilontarkan secara benar
menurut kaidah sintaksis dan semantic. Oleh karena itu, tata bahasa, kebenaran
sintaksis adalah bidang utama dari aliran positivisme-empiris tentang wacana.
Analisis wacana dimaksudkan untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa,
dan pengertian bersama. Wacana lantas diukur dengan pertimbangan
kebenaran/ketidakbenaran (menurut sintaksis dan sematik).
B.Pendekatan
Kritis
Pendekatan kritis adalah pendekatan yang yang tidak hanya
memperhatikan tentang kebenaran dan ketidakbenaran struktur sebuah wacana
menurut kaidah sintaksis atau semantik, melainkan juga memperhatikan
faktor-faktor lain diluar struktur teks. Hal ini didasari oleh pandangan kritis.
Analisis wacana dalam paradigma ini menekankan pada konstelasi
(pengontolan/peta) kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi
makna. Individu tidak dianggap sebagai subjek yang netral yang bisa menafsirkan
secara bebas sesuai dengan pikirannya, karena sangat berhubungan dan
dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat dan bahasa disini
tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak di luar diri sipembicara.
Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi (penggambaran dari
pengalaman) yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana
tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya. Oleh karena itu analisis wacana
dipakai untuk membongkar kuasa yang ada di dalam setiap proses bahasa :
batasan-batasan apa yang diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang mesti
dipakai, dan topik apa yang dibicarakan. Dengan pandangan semacam ini, wacana
melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan, terutama dalam
membentuk subjek, dan berbagai tindakan reprenstasi (gambaran) yang terdapat
dalam masyarakat. Karena memakai perspektif kritis, Analisis wacana itu juga
disebut Analisis Wacana kritis (Critical Discourse Analysis).
0 komentar:
Posting Komentar