Karakteristik Analisis Wacana Kritik
A.
Tindakan
Prinsip pertama,
wacana dipahami sebagai sebuah tindakan. Dengan pemahaman semacam ini
mengasosiasikan wacana sebagai bentuk interaksi. Dengan pemahaman semacam ini,
ada beberapa konsekuensi bagaimana wacana harus dipandang. Pertama wacana
dipandang sebagi sesuatu yang betujuan apakah untuk mempengaruhi, mendebat,
membujuk, menyangga, beraksi, dan sebagainya. Kedua, wacana dipahami sebagi
sesuatu yang diekspresikan secara sadar, terkontol. Sebagi contoh di dalam
diskusi terjadi terjadi proses debat yang dilakukan secara terkontrol.
B.
Konteks
Analisis wacana
kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar situasi, peristiwa,
dan kondisi. Wacana disini di pandang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis
pada suatu konteks tertentu. Bahasa disini dipahami dalam konteks secara
keseluruhan. Konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada diluar teks
dan mempengaruhi pemakaian bahasa, seperti partisipan dalam bahasa, situasi
dimana teks tersebut diproduksi, fungsi yang dimaksudkan, dan sebaginya. Sebagi
contoh berbicara diruang pengadilan berbeda dengan berbicara di pasar, atau
berbicara di rumah berbeda dengan berbicara diruang kelas,karena situasi sosial
dan aturan yang melingkupinya berbeda, menyebabkan partisipan komunikasi harus
menyesuaikan diri dengan konteks yang ada.
C.
Historis
Menempatkan
wacana dalam konteks social tertentu, berarti wacana diproduksi dalam konteks
tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang
mneyertainya. Salah satu aspek penting untuk bias mengerti teks adalah dengan
menempatkan wacana itu dalam konteks historis tertentu. Misalnya, kita
melakukan analisis wacana teks selebaran mahasiswa menentang Soeharto.
Pemahaman mengenai wacana teks ini hanya akan diperoleh kalau kita bias
memberikan konteks historis dimana teks itu diciptakan. Bagaimana situasi
social politik, suasana pada saat itu.
D.
Kekuasaan
Analisis wacana
kritis juga mempertimbangkan elemen kekuasaan (power) dalam analisisnya. Di
sini, setiap wacana yang muncul, dalam bentuk teks, percakapan, atau apapun,
tidak dipandang sebagi sesuatu yang alamiah, wajar, dan netral tetapi merupakan
bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan
antara wacana dengan masyarakat. Seperti, percakapan antara buruh dengan
majikan bukanlah peercakapan yang alamiah, karena disana terdapat dominasi
kekuasaan majikan terhadap buruh tersebut.
E.
Ideologi
Ideologi juga
konsep yang sentral dalam analisis wacana yang bersifat kritis. Hal ini karena
teks, percakapan, dan lainnya adalah bentuk dari praktk ideology atau
percerminan dari ideologi tertentu. Wacana dalam pendekatan semacam ini
dipandang sebagai medium melalui mana kelompok yang dominan mempersuasi dan
mengkomunikasikan kepada khalayak produksi kekuasaan dan dominasi yang mereka
miliki, sehingga tampak absah dan benar. Dalam teks berita misalnya, dapat
dianalisis apakah teks yang muncul tersebut percerminan dari ideologi
seseorang, apakah dia feminis, antifeminis, kapitalis, sosialis, dan
sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar